wirol haurissa
TAMU
tunggu aku di dermaga desemberan
saat kapal-kapal mengarahkan hasrat menuju daratan
lalu kau kaitkan senyum di tiang-tiang jembatan
aku turun bawakan oleh-oleh
sebuah lautan dan gunung dari sebarang
jawabmu terserah
aku terima dengan kehangatan
seperti matahari tumbuh di atas pagi
kau berbisik, berikan padamu
aku jawab terserah
kau sadarkan lelah pada punggung bangku
kekasih diam menikmati keluh
aku jawab terserah
sebab aku percaya
terserah adalah kebebasan yang teratur
semisalnya puisi
kau dan aku terserah
tunggu aku di dermaga januarian
saat kapal-kapal dan tali pengikat mulai sepi
lampu-lampu redup, rindu tak pernah henti
2015, November 25 Surabaya
Sebuah antologi sebagai sekumpulan puisi yang tanggap akan perilaku ‘sakarepmu dewasa ini, sehingga membuat penyair mbeling berbuat ‘sekarep-nya dalam memotret perkembangan Indonesia dewasa ini. Menutup tahun 2015 sebagai tahun-tahun pancaroba negeri puisi-puisi ‘sakarepmu dalam sekumpulan puisi yangbernama Sakkarepmu ini mewarnai khasanah sastra Indonesia.