Senin, 18 Januari 2016

Puisi Pilihan Sakarepmu






Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Rg Bagus Warsono

Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dipakai lagi setelah Bi Kuni mencuci sendiri
Lalu kotor lagi oleh keringat musim kemarau panas
Karena marah mengotori kemeja Mas Joko
Menyerap emosi menahan ejekan merk kemeja
Jadul dan bahan bekas kantong terigu
Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dipakai lagi setelah Bi Kuni mencuci sendiri
Tak perlu dikancing pergelangan tangan
Cukup digulung ala preman terminal
Tak usah dimasukan pinggang
Seperti anak SMA 80-an
Agar tak tahu siapa yang melawan
Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dipakai lagi setelah Bi Kuni mencuci sendiri
Ketika Bi Kuni pulang kampung
Kemeja penuh getah
Kancing lepas benang
Krah penuh daki
Kantong tersiram tinta
Terpaksa Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dibeli baru dari toko
Dan urusan binatu yang cuci kemeja
Disertika dengan minyak wangi pula.

Indramayu, 24-11-2015

Republik Dagelan
Slamet Widodo

Tersebutlah di Republik Dagelan
Dewan Perwakilan Rakyatnya Dagelan
seorang dengan rekam jejak yang kelam
bisa saja diangkat jadi ketua Dewan
ya .....namanya juga Republik Dagelan !
Ketua Dewan boleh menjual diri
manfaatkan jabatan tuk kepentingan diri
pelaku kejahatan dilindungi
pelapor kejahatan dihakimi
dituntut pencemaran nama baik ....masuk bui
ya....namanya juga Republik Dagelan!
Mahkamah Kehormatan Dewan
menjadi Mahkamah Kehormatan Dagelan
badan yang tugasnya menjaga kehormatan
boleh kehilangan kehormatanya
bila ada yang menggangu kursi
urusan etika boleh dilanggar
selama membahayakan koalisi
MKD boleh kehilangan kehormatan
selama ada rente yang didapatkan
bahkan menjadi lontepun dihalalkan
ya ....namanya juga Republik Dagelan!
Yang Mulia ............
hamba saluut keberanian Paduka
melanggar etika dengan santun didepan mata
hamba saluud keberanian paduka
mempertontonkan opera sabun dengan telanjang
hamba saluud keberanian paduka
melecehkan rakyat dengan tegas lugas dan tega
Yang Mulia ........
hamba salud keberanian paduka
berani dimaki .... berani dikutuk
berani diludahi .... berani dibajing bajingkan
tak semua orang punya mental seperti paduka
bisa ceria menutup mata
bisa tenang menulikan telinga
bisa relax mengingkari hati nurani
bisa tertawa urat malunya putus
dan wajah paduka tidak berubah
kelihatan kalem dan biasa saja
Yang Mulia adalah makluk langka
seperti bukan manusia !

Jakarta,10 Desember 2015


Pahlawan Gembus (1)
Anggoro Suprapto

Sungguh indah ketika rakyat dibisiki:
Negeri ini sudah merdeka saudara-saudara
Saatnya rakyat bungah dan hilanglah gelisah
Bayangkan, ratusan tahun kita terjajah
Belanda, Jepang, Nica datang menjarah
Bagaikan kristal jatuh
Seluruh negeri remuk luluh
Setiap hari rakyat nangis dan ngeluh
Pendertiaan tak terperi bagai patri
Luka koreng moreng melepuh
Tak juga sembuh
O, ketika ibu pertiwi susah dan sakit
Para pemuda pun bangkit
Para pejuang dan rakyat melawan
Penjajahan diterjang bagai gelombang
Maka muncullah para pahlawan
Berjuang tanpa pamrih tanpa bayaran
Berjuang korbankan nyawa dan raga
Berjuang demi nusa bangsa
Berjuang demi rakyat semesta nusantara. Dan
Indonesia pun merdeka
Oi, sekali lagi
Negeriku sudah merdeka saudara-saudara
Seperti dalam lakon, babad, kitab dan sejarah
Puluhan tahun kita tercatat bebas sudah
Saatnya rakyat gembira dan tertawa
Tak terasa 70 tahun telah berlalu
Tapi kenapa rakyat masih juga ngelu?
Sekali lagi aku bertanya: Kenapa?
Tak ada yang menjawab
Hanya sepi yang mengebiri
Sampai akhirnya datang seorang rahib buta
Negerimu belum merdeka, katanya
Rakyat jatuh dari mulut singa masuk ke mulut buaya
Jika dulu dijajah orang-orang asing
Sekarang dijajah bangsa sendiri
Oleh para pemimpin yang buta mata buta hati
Memikirkan agama, golongan, dan partainya sendiri
Rakyat dibiarkan dengan daya tahannya sendiri
Kalau begitu kemana perginya
para pejuang dan pahlawan rakyat?
Mereka masih sembunyi
Memang muncul banyak pejuang
Tapi ingat mereka adalah pahlawan gembus
Hanya demi uang mereka tebus
Demi kekuasaan mereka gerus
Rakyat diabaikan tak terurus
O, pepohonan pun menunduk lesu
Bunga-bunga pada layu
Di bawah langit kekuasaan yang kelabu
Pahlawan Gembus (2)
Di negeriku memang punya banyak pahlawan
Tapi hanya kisah masa lalu yang terabaikan
Yang namanya para pahlawan bangsa
Hanya tersimpan di laci-laci meja
Di kitab-kitab para pelajar
Di lukisan yang tergantung di dinding
Hanya hikayat potret-potret muram
Hanya dongengan para pinisepuh
Jejaknya pun pupus tak ada generasi penerus
Bukankah setiap tataran setiap jaman
Ada pahlawannya sendiri?
Lalu kemana mereka pergi?
Menangislah para pahlawanku
Negerimu sudah dikuasai para pemimpin palsu
Maka pasang mata pasang telinga
mereka selalu berbicara atas nama rakyatnya
Padahal mereka berjuang untuk partainya
Untuk agamanya untuk golongannya
Untuk ego kelompoknya
Persetan dengan rakyat yang hidupnya susah
Tertekan dan gelisah
Angin pun bertiup pelan
Udara mengabarkan
Di negeri ini atas nama rakyat
Muncullah para pahlawan
Mengaku membela kebenaran
Mengaku membela nusa bangsa
Tapi sesungguhnya mereka cidra
Hanya pahlawan gembus
Bicaranya nggedebus
Perilakunya ubas-ubus
Mlekethus
Malam pun datang layar diturunkan
Para pahlawan gembus bersembunyi
Di pekatnya malam yang hitam
Hatinya hitam wajahnya hitam lidahnya hitam
Bicaranya hitam tindakannya hitam
Lalu sampai kapan?
Negeriku dikuasai golongan hitam
Berkedok pahlawan?

Semarang, Okt. 2015


Percakapan di Runway
Samsuni Sarman

Maaf, saya ke Amrik dulu ya
mau belajar bagaimana bikin nasi goreng digital dan bakso kreatif
supaya nanti bisa ditularkan untuk rakyat di desa dan kampung
agar faham memaknai kemajuan dan kemelaratan
Tak perlu sungkan ya
semua sudah saya wakilkan kok
tenda penampungan dan sapu tangan sudah diurus menteri terkait
evakuasi warga yang terpapar asap sudah disiagakan kapal perang
malah kotak-kotak rumah tinggal anti kabut asap telah dirancang
insinyur dari ITB, jadi aman saja
Maaf, saya ke Amrik bukan untuk selfi kok
cuma belajar bagaimana mengatur tambang emas di Papua
dan beberapa tambang minyak di lepas pantai
tentu untuk masa depan investasi yang lebih baik
dan saling menguntungkan, ya kan
Soal kabut asap, juga akan saya bicarakan
karena dampaknya sudah melebar ke mana-mana
ah, tidak ada anak tiri soal penanggulangan asap negeri
ada yang memang sengaja karena diatur pergub, jadi
urus sendiri pengelolaan kabut asapnya
ada yang sengaja dibakar, itu sudah ditangani pihak berwajib
malah telah dipenjarakan, sawit, lho itu soal lain
nanti pulang dari Amrik saya luruskan kembali
ini menyangkut investasi, sekali lagi investasi
buat piring nasi masyarakat juga kan?
Maaf, saya ke Amrik dulu ya
nggak bawa anak dan keluarga kok, cuma menteri terkait
lagian ini persoalan serius, jadi hemat waktu dan kesempatan
malah lebih penting dari anak dan balita yang terpapar asap
karena paru-parunya sesak, sudah ya saya pergi dulu
nanti keburu berkabut dan pesawat nggak bisa take off
sakarepmu.

 banjarmasin 24/10/2015


Reshuffle Kebelet
Yuditeha

sebagian serapah tertahan, sebagian berhamburan
di sela-sela deru perjalanan dinas
menjelma benalu di ranting tubuh
decit karet membekas di setiap jalan simpang
menandai pilihan gerak laku buru-buru
suara klakson memantul di tembok ruang
dan sebagian serpihannya menancap ke daun telinga
membakar niat hingga menghanguskannya
barisan mata berlomba menonjolkan biji-bijinya
bernapsu memenangi sesuatu
yang sebenarnya bisa diurai damai
ah, dugaan ini memang belum sepenuhnya benar
siapa tahu mereka tergesa-gesa karena ingin berbagi
sekedar ingin mengurangi beban hidup
pada sebuah tempat yang bernama kamar kecil
inilah namanya kebelet akut
oh



Negeri Patpatgulipat
 Ary Sastra

inilah negeri patpatgulipat
tempat orang bermain petak umpat
saling sikut dan sikat
paling jago lipat melipat
di negeri patpatgulipat
banyak yang mengaku bermartabat
pura pura pegang amanat
eh tak tahunya penjahat
di negeri patpatgulipat
penuh dengan kutu loncat
pura pura jadi sahabat
ternyata pengkhianat
di negeri patpatgulipat
pandai pandailah merapat
biar dikata penjilat
asal hidup selamat
di negeri patpatgulipat
semuanya mengaku atas nama rakyat
bergaya seperti ustad
uang rakyatpun disikat
di negeri patpatgulipat
banyak yang mengaku sudah bertobat
tapi ternyata hanya tipu muslihat
dasar keparat !!!

Tanjungpinang, 12 Desember 2014