Senin, 25 Januari 2016

Ness Kartamihardja, Kamu,Pelacur dan Polisi Tidur

Kamu,Pelacur dan Polisi Tidur
.
.
“Aku dan kamu masih kita” katamu
Kupicingkan sebelah mata
( yang sebelah lagi melotot sebundar bola )
“Kita?” bantahku.
Sedangkan aku hanya merasa aku,
tanpa kamu di dalamnya
.
Benang merah pengikat kita,
telah kalian putus - dulu sekali -
lalu sisa helaiannya
yang masih menjerat satu kakiku,
aku buang ke sumur dalam;
tempat kamu rendam setumpuk empedu
yang pahitnya tak hilang sewindu
.
“Oh, mein Got ...” , katamu lagi
bahasamu itu pinjaman dari si Arya bermuka merah,
cicitnya Mas Hitler
yang keblinger,seperti kamu
.
Betul,
kamu hanya punya got;
di belakang rumahmu itu
mampetlah pula.
Karena di sana,
kamu membuangi sampah-sampah rayuan gombal
( yang gagal )
.
...............................................
.
wanginya itu ...
membuat mabuk wanita penghuni lokalisasi,
sehingga mereka menjemur alat kelamin;
di jalan bebas hambatan.
( Lalu ditawar-tawarkan kepada Polisi Tidur,
yang sedang berbaring lelap
pada jalan raya
di depan Gedung Sekolah Dasar )
.
Anak-anak yang baru bubaran kelas
berteriak adu keras
sang Polisi tetap tidur,kali ini ditambah dengkur
mungkin dia kekenyangan
mendapat hibah rupiah,
dari para pejalan kaki
yang kena tilang
.
(mereka bersalah karena mengenakan helm
dan berjalan di atas trotoar)
.
...............................................
.
Aku dan kamu,
sudah bukan kita ...
.
.
7agustus14