Minggu, 06 Desember 2015

Ustadji Pantja :Pelangi Jatuh



 pelangi melayang jatuh di bumi nusantara
diperebutkan dan dipeributkan warna-warnanya
dimutilasi seluruh jiwa dan raganya
Tuhan cuma melihatnya sambil memberi kesempatan sebebas-bebasnya
dibiarkan para manusia itu mengunyah-ngunyah cuilan warna sekehendaknya
menelannya sampai menajam bola mata dan tiba-tiba memuntahkannya
dalam rupa mesin-mesin perusak, pembunuh berdarah dingin haus nyawa
mengumbar kelaminnya, memerkosa, mengobrak-abrik bumi dan seisinya

 kenapa tak dibiarkan pelangi itu melayang jatuh menyentuh bumi
dengan begitu indahnya dan lembut melenturkan tubuhnya kembali
melayang kembali di dekatmu mengajakmu menari-nari

di dalam rumah, di pringgitan, di pendapa, di pelataran
di gapura, di jalan, di hati nurani orang-orang bermata tajam
tahukah kau, pelangi itu sedang dalam perjalanan
mengemban tugas dari penciptanya dengan misi penyelamatan
menyebarkan pengetahuan tentang perawatan dan pelestarian

 kenapa tak dibayangkan pelangi itu menyajiindahkan pergelaran
dengan instalasi tataartistiknya dengan konsep garapan surganya
menjaga bumi nusantara dengan cinta!
pastilah kau tak akan berkilah atau menolak mentah-mentah
kita memang lapar dan dahaga
tak apa bukan, menyempatkan singgah untuk menyaksikannya
bahkan makanan minuman pasti tersedia ketika kita turut bercinta di pergelaran
tak perlu kita jadi mesin-mesin penyiksa, pemerkosa, dan penyabut nyawa