Senin, 21 Desember 2015

SAHAM MINTA PAPA, Samsuni Sarman

SAHAM MINTA PAPA
kebusukan yang menjadi luar biasa
terlindung rindang beringin berakar rapuh
karena kuasa menjadi raja
dan terlahir dari Ibu bernama saham
kebiadaban menjadi rupa perkasa
tersenyum dalam pelukan pertemanan
karena si Budi tak punya papa
dan merengek minta singgasana
lantas lupa karena etika cuma kata berbusa
yang pantas untuk para durjana
di akhir usia membuncah rupa
ada mufakat dusta yang tersimpan gulita
hingga luas samudera tak bertepi pinta
karena zahirnya terselip dalam kerimbunan nista
ayo, siapa tak suka
maka berjanjilah tak punya etika
sampai receh di kolong meja tak tersisa
agar rakyat jelata tak lagi senyum bertanya
karena saham minta papa adalah nyata
dan kini berbuah suka diberi manja
lantas pongah merajalela
pat gulipat gelang sipatu gelang
jika dapat melipat pulang berbaju belang
gundul-gundul pacul ampar-ampar pisang
pukul kepala pacul disambar si burung elang
hum pilah hum pimpah
maklum kalah oknum pun berkilah
mesti banyak berpikir jika kebodohan menjadi tontonan
dan sejarah mencatat harta selalu menggoda iman
hingga kekuasaan dikejar bagai kesetanan
yang diharap adalah jembatan
namun yang dijumpa adalah titian kesempatan
hingga marwah dan kehormatan
hanya impian gelap kehidupan
sakarepmu.banjarmasin 20/12/2015