Minggu, 06 Desember 2015

Muhammad Irham :Farohi Tak Sejalan



Muhammad Irham Farohi
Tak Sejalan

Mencium arak murahan
Memainkan pikiran ke segala pilihan
Matahari baru saja meninggi
Angin bersayup-sayup malas
Padi-padi menua dalam keheningan
Cangkul-cangkul terpukul tak karuan
Keringat mengalir deras bercucuran
Tenggorokan kering, sekering lahan
Tubuh kian langsing, selangsing luas lahan
Bangsa ini adalah bangsa yang kaya, katanya
Kandungan tanah sampai kayanya budaya
Sudah tersiar ke segala penjuru dunia
Hanya saja, semua itu tinggal dongeng lama
Setelah kita memeriksa kondisi kenyataannya
Di mana lagi semboyan gotong royong
Ketika tanah sekawan mulai dirongrong
Dikebiri kepala lewat analisis ilmiah yang tak pakai logika
Ilmu-ilmu tinggi yang mereka pelajari
Sudah diniatkan untuk digadaikan dengan uang
Hilang sudah sila-sila toleransi, semboyan saling menghargai
Ketika ada yang beda, secara berjamaah di perkosa
Atau kepada sesama manusia, sering bertindak semena-mena
Seolah kitalah Tuhan yang menetapkan mana surga mana neraka
Dan sepertinya kita sudah sangat lihai
Dalam menghibur diri sendiri
Melalui beberapa semboyan lama
Yang kini tiada arti lagi
Saat ini bangsa ini adalah bangsa yang lemah, yang tak punya kuasa
Negara-negara maju mulai kembali datang menjajah
Dengan slogan demi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
Padahal jika dirasa, semua sama saja, bahkan akan lebih parah ke depannya
Bangsa ini, kini lebih suka mengamalkan gaya hidup pragmatif dan konsumtif
Yang katanya lebih bergengsi dan sarat arti
Nilai-nilai warisan luhur, kian meluntur
Setelah semaraknya dengungan kapitalis membawa simbol sejahtera
Pada akhirnya malah menggeser orientasi nilai dan mereduksi toleransi
Kukuhkan kembali kearifan lokal
Yang mana darinya adalah pusaka dan senjata bangsa Indonesia
Sudah saatnya kita merenung, berteriak, mengabarkan ke semua kawan maupun lawan
Untuk bersama saling menguatkan dan mengingatkan akan kegentingan kondisi bangsa
Hilangkah segera rasa-rasa permusuhan, dan sulaplah jadi persaudaraan
Atau kau akan membiarkan bangsa lain dengan sesukanya menjamah anak-anak bangsa kita
Insya Allah... jika hal itu terjadi, toh hidup kau masih sejahtera dan aman-aman saja...
Semarang, 03 Oktober 2015