Minggu, 06 Desember 2015

Osratus : SEBUNGKUS PROTES REBUS (untuk diriku)



Osratus

SEBUNGKUS PROTES REBUS
(untuk diriku)

“Hujan di halaman hati, belum enyah
  Angin dingin, bertingkah
  Nyalakan kompor semangat, yang melemah
  Cuci dengan air kejujuran, itu kacang tanah
  Rebus, dengan api tabah
  Tutup pintu bibir, yang tergerus cas-cis-cus
  Tutup jendela otak, yang terendus akal bulus:   
  Bunglon, tidak melompat ke kardus
  Kadal, tidak mengganggu bolu kukus
  Anak burung, tidak kecemplung gelas jus
  Halilintar, menyambar teko egoku
  Tutup telinga tutup hati, tidak mau aku
  Mungkin, dia ingin mengatakan sesuatu
  Tapi usai berkoar, sembunyi di ketiak soreku
  Kapan kita duduk bersama, halilintarku?
  Pohon mahoni, lemas terkulai:
  Penampilannya, aduhai
  Kepribadiannya keropos, hanya pandai berandai
  Kepadaku, dia menyeringai
  Mengapa wajahnya mirip aku, putih teratai?
 Ikan emasku, melompat ke selokan semu
  Jangan dekati dia, dengan kepurapuraanmu
  Dekati dia, dengan tulus hatimu
  Pindahkan dia dari kolam bawah pohon bambu,
  Ke danau biru hatiku
 Jemuranku belum diangkat
  Aku bukan pengkhianat. Aku lari cepat
  Menembus hujan lebat
  Napasku tersengal dikali empat
  Pakaianku, tidak lagi ada di tempat
 Hatiku, seperti bau hangus
  Baik-baik sajakah kau, kacang rebus?
  Gara-gara semua mau kuurus,
  Rebus kacang, jadi tidak fokus;
  Makan kacang rebus, pupus?”