Gunta Wirawan
Surat Terbuka Untuk Asap
Asap yang
terhormat,
Ini aku nasehati
kamu
Dengar dengan
sebenar-benar dengar
Jangan tuli
Apalagi
pura-pura tuli
Apalagi menulikan
diri
Asap
Kamu itu ya
Sudah berapa
kali aku bilang
Jangan cemari
udara di negeriku ini
Jangan sesakkan
napas anak-anak kami
Heh,.. kau
malah tertawa!
Lihat itu di
Sumatera
Murid-murid
matanya lebam-bengkak
Sebagian sesak
napas, sebagian harus diselang hidungnya
Sebagin lagi
meregang nyawa
Di
Kalimantan
Orang utan dan
bekantan kena ispa
Napasnya
turun-naik, berbunyi sit sit
Sebagian asmanya
kambuh, sebagian batuk darah
Sebagian mati
Tapi dasar
kau asap
Mengapa setiap
hutan terbakar kau selalu berpesta-pora
Setiap kemarau
datang kau berpoya-poya
Kau seperti
drakula
Menyedot oksigen
dari paru-paru kami
Bukan
salah pengusaha, bukan salah penguasa
Bukan karena
rakyat durhaka
Sebab tabiat
maksiat, tabiat manusia:
Urusan hutan
terbakar, terbakarlah saja
Jangan pula kau
yang mengambil kesempatan
Menari-nari di
atas penderitaan kami
Menyebarkan
dirimu di seantero negeri
Asap,
catat ini
Aku tak pernah
lupa
Hampir setiap
tahun kau datang mengasap bumi
Lha, apa
urusanmu dengan hutan terbakar atau dibakar
Kok jadi kamu
yang sok sibuk !
Asap
Kau ini
Bah!
Singkawang, 2015.