Jampijampi si Ular Kepala Dua
.
cekikikan cekakakan
tawamu itu membuatku hampir mati,
tercekik benci karatan!
.
Karpet merahmu blepotan lumpur, bung
dan lihat, di kepalamu tumbuh tanduk!
.
Kamu itu banteng apa kerbo dongok?
Atau jangan-jangan setan pemangsa kawan,
yang tersesat di dalam gedung pemujaan
.
Hush, hush, hush ...!
sesama mahluk pengganggu,
jangan saling ganggu,
pergi kau setan,
ke seberang ke selatan ke Australia ke Selandia
ke Haiti sekalian
.
Pulang-pulang bawa voodoo,
untuk bunuh para calo!
.
(Sttt ...,
semua sudah tidur?
Mari bung, kita ngitung duit untung ...)
.
21maret16
Sebuah antologi sebagai sekumpulan puisi yang tanggap akan perilaku ‘sakarepmu dewasa ini, sehingga membuat penyair mbeling berbuat ‘sekarep-nya dalam memotret perkembangan Indonesia dewasa ini. Menutup tahun 2015 sebagai tahun-tahun pancaroba negeri puisi-puisi ‘sakarepmu dalam sekumpulan puisi yangbernama Sakkarepmu ini mewarnai khasanah sastra Indonesia.