Selasa, 26 April 2016

Osratus Protes Kepada Diri Saya yang Bermulut Seribu



(06)
Osratus

Protes Kepada Diri Saya yang Bermulut Seribu
“Sekarung kodok, anda kumpulkan
dalam semalam
Seratus ember kosong, berbaris di kolong
Aha, saya tahu!
Maksud anda, mau pinjam suara kodok
dan mulut ember
Agar bisa cuap-cuap, sampai bibir ndower
Iya, ‘kan?
Kalau begitu, lunasi dong uang tunggakan gula kopi
Tanaman jagung sudah berganti empat kali
Ibu kios, kurang sabar apa lagi?
Atau, saya biarkan tenggorokan anda lengket
seperti permen karet tergencet ceret?
Pasti, anda akan bilang: ‘Jangan.’
Merasa keok?
Saya hanya bercanda, kok
Serupa isapan jempol anda, khayal saya tidak majal:
Dengan modal sepenggal bual
Bisa mendatangkan emas sebangsal
Sejuta bual, hutang kita lunas total
Membantu sesama, tidak susah
Untuk kelas bawah,
beras murah harga serupiah,
jemput bola dari rumah ke rumah
Untuk kelas menengah,
mobil irit bensin bisa dicicil sepuluh rupiah
selama empat puluh tahun setengah
Kalau lima ratus tahun lajunya masih lincah,
pemiliknya mendapat hadiah lima puluh rumah mewah
Untuk kelas atas,
yang merasa sayang tabungannya terkuras,
operasi jantung saya urus sampai tuntas
Bukan saya sedang jual kecap
atau asal ucap
Ditanyakan langsung silahkan pada mulut serabi
kaya kata tinggi, nihil bukti.” 
Osratus
Sausapor, 30 Maret 2016

Nunung Noor El Niel Wangsit



 (07)

Nunung Noor El Niel

Wangsit

haruskah terbit dari hati yang dicubit
hanya karena hidup yang terus dipirit-pirit
lihatlah jiwaku yang telah terjangkit
karena hasrat cinta yang sulit
nasibku pun serasa dililit-lilit
hingga kepala terasa sakit
mungkinkah itu semua kuungkit-ungkit?
dan membiarkan harga diriku jatuh pailit?
kau tulari aku semua jenis penyakit
sekarang aku terlanjur terjepit
padahal seharusnya hatiku kau rakit
biar kekasihmu jadi penuh spirit
bagaimana aku menulis puisi berbait-bait
agar cintaku dan cintamu saling berkait
dan aku dapat kembali bangkit
tanpa perlu memekik atau menjerit
berikanlah aku sedikit wangsit
hingga aku tak sekedar menulis puisi alit
sebab nanti kau bilang aku pelit
membuat perutku bisa jadi sembelit


Nunung Noor El Niel
DPS Maret 2016 -28613


Zaeni Boli Tisu Toilet dan Hujan yang Berisik



(8)

Zaeni Boli
Tisu Toilet dan Hujan yang Berisik

tisu toilet dan hujan yang berisik
memaku dinding juga genteng
dengan irama asal asalan

beberapa ekor kelelawar mengendap dalam gelap
sambil memakan buah curian
entah jam berapa mereka akan pulang

bau bensin yang di hirup hidung
adalah ilusi
tentang pertanyaan pertanyaan
bagaimana nasib bangsa
di tangan bangsat

ai mati
zaeni boli 2016

Cerasu Ceceep , Air



(9)

Cerasu Ceceep

Air
Emak dan Bapak air tengah bersantai,
Emak bertanya:" Siapa namamu tong..?
"Aku Embun"
"Aku, Gerimis"
"Aku, Hujan"
"Aku, Salju"
"Bagus...nama kalian bagus-bagus.." Kata Emak tersenyum.
Semua senyum, dan Bapak yang cengengesan bertanya pula:" Lha, badanmu kotor nian, bau pula, siapa namamu..?"
"Nama saya...Kencing.."
.

Cerasu Ceceep
Semarang, 06-04-2016.


Nana Sastrawan Sebuah Malam di Pesta Penyair




 (10)
Nana Sastrawan

Sebuah Malam di Pesta Penyair
Tiga kelas kopi
berbatang puntung rokok
di dalam asbak
kau, menjelma sebuah malam
tertawa dalam temaram bulan
seolah hidup memang harus
ditertawakan
seperti klimak politik sebuah komedi
tetapi sejarah punya cerita
selama masih tersimpan
dalam ingatan
tertera pada angka dalam kalender
tampak pada tugu peringatan
mungkin mencipta
sebuah sedih pada kesepian
dari air mata
orang-orang yang dilupakan

selepas mereka pergi
ke dalam tenda-tenda waktu
kau, datang pada pesta penyair
untuk menertawakan hidup
dan diri sendiri
tidak untuk membacakan puisi
atau ber-selfi untuk dokumentasi
apalagi saling caci
pesta para kurcaci

"Na, kau tahu sentot? Dia punya senapan. Kepalamu akan pecah ditembaknya!"

tanganmu mengepal
meremas puisi
lalu membuangnya ke tong sampah
wajah gelisah
mata yang merah
seperti menyimpan api

"Jika Sentot punya senjata, apa guna diksi!"

malam pesta penyair yang ramai
di sebuah warung
yang dijaga tentara
dan kau berdiri
berteriak lantang
:sakarepmu!
Nana Sastrawan