Selasa, 12 Januari 2016

ADALAH SENJA, RD Kedum

ADALAH SENJA
(Ibuku)
adalah senja
kau rajut dari sehelai benang
kau pintalkan ujungnya
sepucuk jarum kau mainkan menjadi tarian sakral
kerap kau dendangkan;
ketika riuh pipit terbang mengitari padi kita
ketika siamang riang bercanda bersama kerabatnya
ketika elang terbang berputar di bubungan menunggu mangsa
adalah senja
berpuisi di ujung benang yang kau pintal
meningkah gemulai di dentang kromong dua belas; sriwijaya, rentak delapan, serampang dua belas
tersimpul erat di tiap kerut wajah
adalah senja
seperti petri mengibaskan rambut basahnya
/Lubuklinggau, 12 Januari 2016
Ctt: petri = peri/bidadari

PUISIKU (6), Heru Mugiarso

PUISIKU (6)

Puisiku pagi ini ke sekolah
belajar tentang matapelajaran
yang -sumpah - tak dipahami isinya
apalagi khasiatnya
Puisiku pergi ke sekolah
lebih karena malu dibilang pengangguran
nongkrong di rumah tanpa status yang jelas
tertulis di KTP nya

BELAJAR NULIS PUISI, Suyitno Ethex

BELAJAR NULIS PUISI
a, i, u, e, aku belajar nulis puisi
ungkapkan kata hati
biar plog tak membebani diri
membebani langkah setiap hari
aku tak mau peduli
apa katamu nanti
aku belajar nulis puisi
hanya buat ungkapan hati
bukan mau jadi penyair sejati
karena di negeri ini
tak ada satupun yang dihidupi puisi
a, i, u, e, aku belajar merangkai kata
tak peduli apa katamu bila bicara
yang penting aku bisa ungkapkan rasa
lewat kata-kata yang kurangkai dan kutata
yang penting aku merasa lega
setelah melampiaskan rasa lewat kata-kata
a, i, u, e, aku belajar nulis puisi dengan jujur
pasti kau tak percaya, karena bohong lebih manjur
mjk. 12/1/2016

Sabtu, 09 Januari 2016

SALUT, Eddie Mns Soemanto

SALUT
seorang kakek menulis puisi
tentang kaya raya negerinya
yang dikorupsi pejabat dan pengusaha
seorang kemenakannya yang suka puisi yang kebetulan pejabat
di televisi tengah membantu
pak bosnya yang minta saham
di antara hebohnya Donald Trump
melarang muslim masuk Amerika
tapi seorang ibu menulis dan meng-upload foto presiden
yang katanya gagal dapat saham
saya salut sama ibu itu
saya salut sama kakek itu
saya juga salut sama kemenakan itu
tapi saya akan bilang sama
Donald Trump
kalau saya dilarang masuk amerika
saya akan pergi amerina, amereka
atau amerila

DI SINI, DI UJUNG LORONG KUADA, Djemi Tomuka

DI SINI, DI UJUNG LORONG KUADA
aku baru saja melewatinya
pohon-pohon yang basah
di antara sisa-sisa kenang
dari gulir musim masih panjang
sebagian yang tertera
telah kucentang akan kusambangi
dengan beberapa catatan kaki
yang harus kuberi kasut
bunyi derit yang sempat kuhela
telah meninggalkan lecet
untuk tak memborok
di musim berikutnya
di sini,
di ujung lorong kuada
merapal bebau melati
mendahului langkah-langkah tak gesa
untuk tengadah selalu terberi
sebisa matahari memerciki pagi
akan kuikuti arah sinar
mengibarkan siang
pun bila senja itu tibaku
(DJT. mdo, 03 Januari 2015; 22:44)

Rencana Peluncuran Antologi Sakarepmu:

Hadiri Peluncuran Antologi Sakarepmu:
Sekumpulan Puisi
Sakkarepmu !
Penyair Mbeling Indonesia
Sebuah antologi sebagai sekumpulan puisi yang tanggap akan perilaku ‘sakarepmu dewasa ini, sehingga membuat penyair mbeling berbuat ‘sekarep-nya dalam memotret perkembangan Indonesia dewasa ini.
Menutup tahun 2015 sebagai tahun-tahun pancaroba negeri puisi-puisi ‘sakarepmu dalam sekumpulan puisi yangbernama Sakkarepmu ini mewarnai khasanah sastra Indonesia.
Tempat :
Warung Apresiasi Bulungan
Rabu 2 Maret 2016
Pukul 19.30 sampai selesai
Koordinator: Aloysius Slamet Widodo.
Telpon:081682482
Ket :
Mohon kesediaan Sahabat Sakarepmu diharapkan hadir dalam kegiatan peluncuran terutama bagi yang dekat Jakarta dengan menghubungi terlebih dahulu Mas Aloysius Slamet Widodo.

Penulis :

Aan Jasudra (Lahat)
Agustav Triono (Banyumas)
Ali Syamsudin Arsi ( Banjarbaru)
Aloeth Pathi (Pati)
Anggi Putri (Surabaya)
Anggoro Suprapto, (Pati)
Arif Khilwa (Pati)
Ary Sastra(Tanjungpinang)
Buana K.S (Muara Bungo)
Budhi Setyawan (Bekasi)
Dasuki Kosim (Indramayu)
Denis Hilmawati T (Karanganyar)
Diah Natalia (Jakarta Timur)
Eddie MNS Soemanto (Padang)
Eri  Syofratmin (Muara Bungo)
Fernanda Rochman Ardhana (Jember)
Fitrah Anugerah (Bekasi)
Fitriyanti (Indramayu)
Gampang Prawoto(Bojonegoro)
Gunta Wirawan (Singkawang Kalimantan Barat)
Harkoni Madura (Sampang)
Haryatiningsih (Indramayu)
Hasan Bisri BFC (Bogor)
Helmi Setyawan(Tegal)
Heru Mugiarso (Semarang)
Iis Sri Pebriyanti ( Indramayu)
Jen Kelana (Nganjuk)
Marsetio Hariadi (Surabaya)
Muhammad Lefand (Jember)
Nanang Suryadi (Serang)
Navys Ahmad  (Tangerang)
Novia Rika (Jakarta)
Nunung Noor El Niel ( Denpasar)
Nur Fajriyah (Indramayu)
Osratus ( Sorong)
Rg Bagus Warsono (Indramayu)
Rini Garini (Maalengka)
Riswo Mulyadi (Banyumas)
Riza Umami (Indramayu)
Sahadewa (Kupang)
Samsuni Sarman (Banarmasin)
Sokanindya Pratiwi Wening (Medan)
Slamet Widodo (Solo)
Sunaryo JW (Tapanuli)
Sus S . Hardjono (Sragen)
Suyitno Ethex (Mojokerto)
Tonganni Mentia (Toraja)
Tutik Hariyati S (Indramayu)
Ustadji Pantja Wibiarsa (Purworejo)
Wadie Maharief ( Yogyakarta)
Wahyu Hidayat(Banyuwangi)
Wans Sabang (Bekasi)
Wardjito Soeharso(semarang)
Wirol Haurissa (Ambon)
Yuditeha (Solo)
Zaeni Boli (Bekasi)





Rabu, 06 Januari 2016

INDONESIA MOVE ON, Yuditeha

INDONESIA MOVE ON

kebahagiaan sejati adalah saat sang diri sadar sedang sakit dan perlu berobat
kesialan sejati adalah ketika sang diri kecewa dan sedang merencanakan pelampiasan dendam
ketangguhan sejati adalah bukan sedikitsedikitan berlaku salah hingga tak mau lagi memerlukan koreksi
derita sejati adalah saat sang diri salah dan tak mau lagi membetulkannya
Indonesia terpelset bukan aib
Indonesia galau boleh saja asal tak berlarutlarut
Indonesia move on sama dengan Indonesia bangkit

DI TAHTA-TAHTA YANG TINGGI, Yuditeha

DI TAHTA-TAHTA YANG TINGGI
di tahta-tahta yang tinggi
dosa-dosa akan ditumpahkan
seperti layaknya terang yang mengambinghitamkan malam
adalah rahasia yang sewajarnya
yang besar akan melupakan yang kecil dan semua akan mengiyakan menurut hukum khalayak
di tahta-tahta yang tinggi
semua akan segan mempertanyakan kekeliruan seiring melupanya sebuah kehormatan
janji-janji adalah denyut jantung semasa merayu
mungkin lebih tepat menggombali
jauh di lorong hati tersirat kata manipulasi
jiwa-jiwa haus damai karena cairan cinta dalam tubuh telah menguap
di tahta-tahta yang tinggi
napsu-napsu berkelana
mengendus-endus kesempatan
segala mata menatap kecurigaan
di ajak-ajak setan yang berbisik tentang kesewenangan
untuk menginjak-injak segala yang ada di bawah
tak adakah yang berani menanyakan, panas yang mengeringkan langit itu
hingga menciptakan beribu lengking teriakan?
atau terik yang menajamkan bintang itu hingga menyisakan duri-duri yang tertinggal di sekujur darah?

SALUT, Eddie Mns Soemanto

SALUT
seorang kakek menulis puisi
tentang kaya raya negerinya
yang dikorupsi pejabat dan pengusaha
seorang kemenakannya yang suka puisi yang kebetulan pejabat
di televisi tengah membantu
pak bosnya yang minta saham
di antara hebohnya Donald Trump
melarang muslim masuk Amerika
tapi seorang ibu menulis dan meng-upload foto presiden
yang katanya gagal dapat saham
saya salut sama ibu itu
saya salut sama kakek itu
saya juga salut sama kemenakan itu
tapi saya akan bilang sama
Donald Trump
kalau saya dilarang masuk amerika
saya akan pergi amerina, amereka
atau amerila

Kamis, 31 Desember 2015

KAMAR KOSONG, Redd Joan

KAMAR KOSONG
Peri angin jongkok berdiri
Ketuk pintu menahan sakit perut
Padahal kamar isinya kosong
Lubang-lubang kerutkan dahi
Pikir pagi main mahjong
Tunggu siang sibuk jaring langit
Turun malam pesta arak
Jadi,
Kapan mabuk?
Jelang pagi sepi meraung-raung
Persis kematian dekat jakun
Pintu berderit tangis terjepit
Melihat peri perih bicara pada sakit
Jadi,
Kapan sembuh?
Obat berpikir sebuah kapal pesiar
Bau laut mengawini mercusuar
Tetap saja kamar penuh kosong
Tanpa tubuh tubuh bicara
Ini adalah sendiri yang berpesta
Bergantungan penuh,
Mainan lonceng tak saling kenal
Nama-nama bisu bicara bahasa batin
Bentuk bulan bendera-bendera
tanggalan karun simpan
lagu lama pada janji tua
RJ_ 161215

Belum Sudah, Ghee Wirawan II

Belum Sudah
belum adalah sebelum sudah
tetapi belum tentu memang belum
belum-belum sudah merasa belum
belum lagi kalau ternyata belum
sudah belum dibilang belum?
ah, belum sudah tidak masalah
sudah itu setelah belum
sudah tentu memang sudah
sudah, sudah, jangan ributkan belum
sudah pasti akan sudah
belum sudah dibilang sudah?
aha, sudah belum tidak masalah
Pontianak, Desember 2013.

TAHUN BARU, Muhammad Lefand

TAHUN BARU
meski yang baru adalah kalendernya
meski yang baru adalah hitungannya
peringatannya sangat aneh
kutahu terompet digunakan malaikat Isrofil
sebagai tanda akan kiamat
kulihat setiap peringatan tahun baru
orang-orang meniup terompet
apakah akhir tahun adalah kiamat
apakah awal tahun adalah kehidupan kembali
kupaham aku sendiri tak mengerti
semoga terompet yang dibunyikan
bukan simbol meminta kiamat
selamat tahun bertambah satu angka
selamat tahun yang katanya tahun baru
Jember, 12 Desember 2015

NYAMPAH, YUK ,Samsuni Sarman


NYAMPAH, YUK

pagi yang mendung di awal desember
kutemui seonggok sampah dalam kritik super ego
diurainya bagai struktur bahan kimiawi
yang memilah antara unsur dan makna
lantas terwujud kesempurnaan rupa
namun kehilangan nurani dan moralitas
sampah itu, katanya melimpah
siang yang benderang di akhir desember
kutemui sebaris kata dalam puisi yang bernas
kusimpan selarik kisah dalam prosa yang cerah
lahir dari coretan resepsi sastra
kritik yang lepas dari stilistika dan semiotika
namun nyaman dibaca, padahal sampah juga
karena ada tawar-menawar diksi
tak lebih sehibar ungkapan kabar berita
tanpa esensi aksi dan reaksi
usai lindap senja pada mentari desember
kunikmati seloroh sastra dalam kritik formulisme
mencibir tradisi dengan idiom puisi tak bertuan
dan menuhankan kebaruan dialektika tekstual
kincir angin yang dibangun pada pegunungan
menebar rasuah di setiap hembusan
bercinta dengan sebatang gandum ranum
hingga bulir padi sunyi menepi rasa
sampah pun tak henti menyusun kata
dan terus menghilir arus sampai muara
tempat berlabuh suka
banjarmasin 31/12/2015

PERTANYAAN MALAM, Riswo Mulyadi

PERTANYAAN MALAM

sudah berapa lama kau bergumul dengan waktu
berapa kali kau memanggilnya datang
berapa banyak yang benar-benar engkau nikmati?
aku merasakan pergantian begitu cepat
belum juga kunikmati, ia keburu pergi
belum juga kurasakan manisnya bercinta
kau sudah berlalu
entah berapa kecupan yang kau berikan
kaupun meninggalkanku
aku tak mau memanggilmu
kubiarkan kau datang dan pergi sesukamu
karena aku hanya ingin menitip salam saja
untuk kekasihku
01 Januari 2016

Selasa, 29 Desember 2015

ANAK LADANG BERKAKI BAMBU, Riswo Mulyadi

ANAK LADANG BERKAKI BAMBU

di atas egrang membangun kaki-kaki tegar
berotot tali bambu dan rotan
ia menuruni bukit
mengejar huruf dan angka pada lembaran buku yang tak mampu ia beli
bangku sekolah yang terbuat dari kayu yang tumbuh di sisi rumahnya
hampir tak mampu ia duduki
kadang ia meluncur di atas upih menuruni bukit
berburu sajak perih di halaman sekolah
bukan ia tak mampu menghitung rupiah yang berbaris dalam lembar kertas yang ia terima dari kantor sekolahnya
ia hanya tak mampu menggenggam lembar-lembarnya
anak ladang berkaki bambu tetap ingin berlari mengejar mimpi
di antara dua bukit, 28 Desember 2015

PERSATUAN SEPAK SIKUT, Yuditeha

PERSATUAN SEPAK SIKUT

pelajaran pertama aku harus kalah
sebab tanpa kekalahan
tak pernah aku mendapatkan memar di sekujur tubuh
pelajaran kedua aku harus berpenampilan buruk
sebab tanpa keburukan
tak pernah aku mengerti tentang kesucian diri

KERETA BAYI, Nana Sastrawan

KERETA BAYI
Ada kereta bayi melenggang sendirian di jalan lalu kereta bayi jatuh ke sungai
tangisnya membangunkan malam
semua orang berlari keluar rumah
dia tenggelam
siapa pemiliknya?
setelah peristiwa mencekam itu
sering terdengar bayi menangis
dari semak-semak
tubuhnya kuyup diguyur hujan
ada bayi menjerit-jerit dari selokan
wajahnya merah dikerumuni nyamuk
ada bayi meronta-ronta di dalam kardus
masih basah darah
setiap menjelang pagi
orang-orang bergegas
membawa bayi-bayi itu
untuk diperbincangkan di televisi.

Denis Hilmawati : KERAJAAN PISANG


Denis Hilmawati

KERAJAAN PISANG

di kerajaan pisang raja
tidak ada paksaan
untuk tunduk kepada raja
karena ada pisang tanduk|
yang akan melindungi raja
pisang raja
mendukung rakyatnya
untuk tampil semanis mungkin
dan semulus mungkin
pisang raja tidak akan
komplain pada rakyatnya
yang suka sembunyi
di celana
mana kala senja tiba
Solo, 29 Desember 2015
denis.

SEHELAI KAPAS Arya Setra

SEHELAI KAPAS
aku hanyalah sehelai kapas
yang lepas dari tangkai nya
terbang terbawa angin
meliuk liuk,,melambai lambai
aku tak tau arahku kemana
yang aku tau,, kemana arah angin pergi
kesitulah aku berada
utara,,selatan,,barat ataupun timur.
ketika hujan badai datang
diriku lunglai, basah dan tak berdaya apa-apa
karena aku hanyalah kapas....
aku hanyalah sehelai kapas
yang suatu saat bisa menjadi benang
menjadi kain,,,,,dan menjadi pakaian
yang bisa menutupi aurat mu
dari rasa malu harga diri mu
aku sehelai kapas dibajumu
yg bisa menghalangi panas
dari terik mentari...
memberi kehangatan dari terpaan angin
dan basahnya air hujan
aku sehelai kapas atas pakaian mu
yang siap menjaga dan melindungi kulit mulus mu
dari segala luka
dari segala cerca serta hina....
aku sehelai kapas atas bantal mu
yang siap menghantar mimpi mimpi indah
menuju taman luas yang penuh bunga warna warni
serta aliran sungai yang mengalir menembus nadi-nadi
sulbi dalam hidup mu
aku sehelai kapas pakaian dan bantalmu
yang suatu saat siap di campakkan,, ketika aku
tidak bisa menjaga, melindungi dan
membawa mimpi-mimpi indah mu...
karena aku hanyalah sehelai kapas.....

MENGEJA SENJA Aberijlain Gomar Samsara

MENGEJA SENJA
Lihatlah padamu wahai hati
Warna jingga perlahan memudar
Ditelan laut dengan pasti
Kini, malam dengan lancang membuka cadar
Burung-burung bangau kembali ke sarang
Mempersiapkan diri merajut benang-benang mimpi
Luruslah wahai hati dan tenang
Merajut burai-burai waktu sebelum rimpi
Jepara, 291215