Puncak Cinta
Apa yang lebih menggetarkan dada
Selain binar kulit yang terbuka
Dari belahan paha tanpa noda
Tersingkap tanpa angin
Dan membuat udara lenyap
Di rongga dada
Apa yang lebih mengundang debar jantung
Selain belahan dada yang tegas
Bergetar lembut mendamba dekap
Sehasrat tangan-tangan hangat
Melintasi malam seriuh penari sunyi
Di getar ranjang
Apa yang lebih menebar rindu
Selain rekah bibir merah di telingamu
Menghembuskan napas hangat
Meremangkan bulu kudukmu
Yang lebih ingin kau lihat
Dengan desah di udara
Semua itu mengambil nyawamu
Setitik ilusi sejuta fantasi
Apa yang lebih berharga di dunia ini
Selain binar mata bercerita cinta
Memantul senyum dalam satu denyut nadi
Pun percik tangis tawa wanita dan bayinya
Yang menyandang nama dan darahmu
Dan tubuhnya luruh dalam pengabdian sebagai Ibu
Buat apa kau bakar nafsumu
Pada ilusi secerah warna mentari
Paha-paha terbuka
Dada-dada menggoda
Bibir-bibir merona
Tak 'kan mengajarkanmu cinta
Cinta tertinggi ada pada wanita
Yang mengendapkan cintanya dalam hati
Membiarkannya perih
'Tuk membuka jiwa yang murni
Jakarta, 3 Desember 2015